Tak Hanya Sebuah Mitos, Nyatanya Kehamilan Itu Memang Menular

Related

APK NONTON BARENG
FILM TERBARU
Banyak perempuan yang sudah menikah kemudian mengeluhkan nasibnya yang belum juga diberi momongan. Padahal sudah bertahun-tahun menjalin rumah tangga. Soal mendapat momongan memang jadi dambaan setiap pasangan yang sudah menikah ya Bun. Tapi percayakah Bunda jikalau ternyata kehamilan itu dapat menular? Bahkan di luar sana ada lho perempuan yang meminta jempol kakinya diinjak oleh sahabatnya yang sedang hamil karena meyakini kehamilan itu dapat ditularkan.



Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Bocconi University, Italia berusaha melihat imbas pertemanan pada sikap kesuburan seseorang dan transisi ketika menjadi orangtua. Penelitian ini melibatkan 1,720 perempuan.

Mereka melaksanakan survei semenjak para partisipanmasih di dingklik sekolah menengah pada tahun 1990-2009. Ketika para perempuan tersebut sudah menginjak usia 26-33 tahun, mereka diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan mereka, termasuk soal pertemanan.

Dari 820 perempuan yang menjadi orangtua, rata-rata mereka melahirkan anak pertama di atas 27 tahun dan lebih dari separuhnya menyatakan bahwa kehamilan mereka tak direncanakan. Para andal menyimpulkan bahwa mereka yang merencanakan kehamilannya dipicu oleh teman-teman ternyata sudah mempunyai anak.

Jadi, bila Bunda mempunyai sobat Sekolah Menengan Atas yang sudah mempunyai anak, maka akan lebih mungkin “tertular”, dalam arti, lebih termotivasi untuk hamil. Seorang peneliti yang terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan, penularan kehamilan yang dimaksud bukan terjadi melalui kontak fisik, namun melalui kontak emosional

Efek Kontak Emosional Yang Bekerja

Makara Bun, ketika seorang perempuan melihat sobat sebayanya hamil dan melahirkan, maka pikiran positifnya juga akan mempengaruhi keinginannya untuk mempunyai keturunan juga. Mungkin Bunda masih bertanya-tanya, kenapa peranan sobat begitu penting dalam memengaruhi keputusan untuk mempunyai keturunan?

Begini Bun, pengalaman melahirkan seorang sobat merupakan sumber pembelajaran yang penting karena akan memperlihatkan gosip yang relevan dan berkhasiat mengenai bagaimana menhadapi transisi menjadi orangtua. Di lain sisi, kita cenderung menyamakan diri atau bahkan membandingkan dengan sobat sebaya dengan berpikir: “Wah, di umurnya yang sekarang, ia sudah punya momongan, sementara saya belum.” Bila hal ini dijadikan motivasi yang positif, lambat laun cita-cita untuk mempunyai anak akan terasa begitu kuat.

Disadari atau tidak, planning mempunyai anak memang seharusnya menjadi keputusan yang sangat pribadi, nyatanya dapat dipengaruhi oleh lingkungan pertemanan, terutama sobat Sekolah Menengan Atas yang masih sebaya dan akrab. Inilah sebabnya, cukup lazim bagi sekelompok perempuan yang bersahabat untuk hamil dalam waktu yang berdekatan, karena masing-masing saling menginspirasi dan memotivasi. Namun perlu dipahami bahwa hasil penelitian ini bukan menjadi patokan bagi perempuan untuk dapat hamil dan mempunyai anak, beberapa faktor lain baik yang dapat dijelaskan maupun yang sifatnya misteri, juga perlu dijadikan penilaian ya Bun.

Yang Lebih Penting, Jangan Sampai Perempuan Ingin Hamil Hanya Karena Melihat Temannya Hamil

Bun, jangan memutuskan mempunyai anak hanya karena melihat sobat yang sudah menjadi orangtua ya. Ingat, menjadi orang renta itu merupakan tanggung jawab yang berat dan tidak dapat dilakukan hanya demi memenuhi tuntutan sosial. Jika Bunda ingin mempunyai momongan, pastikan Bunda dan pasangan sudah siap. Salah satunya dalam hal kesiapan emosional.

Berikut tanda Bunda sudah siap secara emosional :

1. Sudah siap waktu Bunda terbagi. Ketika mempunyai momongan, dapat dibilang waktu Bunda yaitu milik si kecil.

2. Senang dengan anak kecil. Saat ada anak kecil Anda pribadi bangga dan ingin mengajaknya bermain.

3. Tidak begitu berambisi dalam urusan karier. Apalagi Bunda sudah tidak dapat lagi seenaknya lembur dan pulang sampai larut malam karena ada makhluk kecil yang membutuhkan Bunda di rumah.

4. Rumah tangga Bunda berjalan harmonis. Tidak perlu janji nikah yang tepat untuk mempunyai anak. Namun, serasi berarti rumah tangga Bunda dalam kondisi yang baik. Misalnya, tidak ada duduk kasus serius dalam rumah tangga ibarat perselingkuhan, kekerasan rumah tangga, duduk kasus komunikasi dengan pasangan, dan duduk kasus janji nikah lainnya.

Sumber: sayangianak.com

Related Posts

0 Response to "Tak Hanya Sebuah Mitos, Nyatanya Kehamilan Itu Memang Menular"

Post a Comment

APK NONTON BARENG
FILM TERBARU