Tidur Satu Kasur, Tapi Asyik Dengan Orang Lain
Monday, April 27, 2020
Add Comment
Related
Alangkah Menyedihkan Hidup Semacam Ini
Walau sudah begitu banyak pola contoh faktual perihal imbas jelek dari begitu banyak orang yang seakan akan tidak bisa lagi hidup tanpa alat komunikasi yang berjulukan Ponsel atau Smartphone, tapi sepertinya tidak bisa menyadarkan begitu banyak orang yang semakin usang semakin dalam terjerumus di bawah imbas mabuk chatting. Bahkan sudah tidak terhitung lagi, curhat yang masuk via WA, memohon tunjangan untuk menyadarkan pasangan hidupnya, yang sudah terlanjur terbius oleh alat komunikasi canggih ini.
Tapi betapapun dekatnya korelasi dengan keluarga seseorang, mana mungkin kita ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka?
Hidup satu atap, bahkan tidur satu kasur, tapi coba bayangkan, ketika pasangan sudah tidur pulas, yang lainnya sibuk berchatting ria dengan perempuan atau laki-laki lain hingga larut malam.
Hindari Bawa Ponsel ke Tempat Tidur
Cara efektif untuk mencegah, jangan hingga terjadi dalam keluarga kita, maka alangkah eloknya, semenjak sedini mungkin, suami-istri menahan diri untuk tidak membawa ponsel ke daerah tidur. Karena sesungguhnya, kamar tidur bagi suami istri yakni ruang yang sakral yang khusus bagi suami dan istri. Hal inilah yang kami terapkan semenjak awal. Aturan yang tidak tertulis, tapi kami sepakati berdua, bahwa begitu masuk ke kamar tidur, kedua ponsel diletakan di atas meja atau dicharging.
Dan hukum ini, walaupun kami berdua sudah sama sama menginjak usia ke 77, tetap kami taati. Karena begitu hukum menjadi longgar dan salah seorang dari kami mulai berbaring di daerah tidur dan sibuk dengan ponsel, apapun yang dikerjakan, maka dalam waktu singkat, pertahanan kami akan jebol dan akibatnya, hanya badan yang tidur satu kasur, tapi pikiran dan hati berada di daerah jauh. Walaupun mungkin, hanya menjawab pesan pesan WAG, hal ini dihentikan ditoleransi.
Sebelum Tidur, Kami Berdoa Bersama
Sebelum tidur, kami membiasakan diri untuk beberapa ketika saling mengingatkan jikalau ada kekeliruan yang telah dilakukan sepanjang hari. Kalau saya yang salah, maka saya minta maaf, begitu juga sebaliknya. Setelah saling memaafkan, maka kami mulai berdoa bersama sambil berpegangan tangan. Bersyukur untuk semua karunia hidup yang telah dan akan kami terima. Mohon proteksi untuk bawah umur kami dan seluruh anggota keluarga dan tentu tidak lupa untuk cucu-cucu kami. Terkadang saya sudah sangat mengantuk, tapi istri saya tetap mengingatkan semoga kami berdua bersama sebelum tidur. Usai doa bersama, lampu kami padamkan dan yang tetap menyala hanya lampu tidur 5 watt. Dan kami terlelap dalam damai.
Esok subuh, biasanya sekitar jam 04.30 pagi kami berdiri dan mengucap syukur beberapa saat, sebelum melanjutkan acara lainnya. Ritual hidup yang sangat sederhana, tapi kami bahagia hidup dalam kesederhanaan.
0 Response to "Tidur Satu Kasur, Tapi Asyik Dengan Orang Lain"
Post a Comment